Tema : Kewirausahaan
MERAIH IMPIAN
Mentari
telah keluar dari tempat persembunyiannya, Menyinari dan menerangi dunia ini
kembali. Burung-burung berkicau riang menyambut datangnya sang mentari. Saat
aku duduk menyendiri di depan rumah, sambil menatap langit yang biru dan
menikmati kicauan burung. Tiba-tiba terngiang sebaris kata ayah yang selalu
bergeming di telingaku "Nanda kamu pasti bisa!", Kata-kata itu
laksana dentuman meriam di rongga dadaku. Setiap kali aku teringat kata-kata
ayahku, aku semakin merasakan beban berat di pundakku. Beban itu semakin
kurasakan karena urutanku sebagai sulung dari lima bersaudara dan tidak mudah
bagiku untuk menjalani hidup sebagai anak sulung. Kurasakan pula beban orang
tuaku yang kian menjadi, yang semakin menambah beban dalam diriku. Ayah bekerja
sebagi PNS, terlibat aktif di dunia jurnalistik dan organisasi. Tidak
mengherankan jika bunda ikut membantu keuangan keluarga yang banyak dengan
membuka warung yang sederhana di samping rumah kami.
Padatnya
aktivitas yang dijalani kedua orang tuaku terekam kuat di dalam benakku. Seakan
kerja keras menjadi menu wajib dalam hidupku, terlebih lagi aku akan meneruskan
sekolahku di bangku kuliah. Tangisku pun pecah saat cita-citaku untuk
meneruskan kuliah tak tersampaikan. Dua kali aku mengalami kegagalan. Pertama,
saat aku gagal masuk fakultas kedokteran karena faktor biaya, kuingat selalu
kata-kata ibu di hatiku.
"Kita
tak punya cukup uang untuk memasukkanmu pada fakultas kedokteran yang kau
inginkan” ucap Bunda menenangkanku.
Akupun mengerti bahwa kedua orang tuaku
tak akan mampu untuk membayar kuliahku di fakultas kedokteran yang sangat
banyak membutuhkan biaya. Kedua, ketika gagal mendaftar ke STPDN karena tinggi
badanku yang tidak memenuhi syarat atau kurang. Kedua kegagalan itu membuatku
kecewa dan putus asa karena aku merasa tak dapat membanggakan kedua orang
tuaku. Ayah dan ibu tidak pernah putus asa untuk membangkitkan semangatku lagi.
Untuk
mengobati kekecewaanku, keputuskan untuk membantu bunda menjaga warung. Sembari
menjaga warung aku juga belajar bagaimana cara berwirausaha dan belajar
ketegaran bunda menghadapi kesulitan hidup. Hampir setiap hari bunda tidur larut
malam hanya untuk menyambung kain perca menjadi bed cover yang akan dijual di
swalayan untuk membantu kebutuhan sehari-hari keluarga kami. Kupanjatkan selalu
doa untuk bunda agar selalu diberikan kesehatan lahir dan batin dan selalu
diberikan kelancaran pada setiap usaha yang dikerjakan bunda. Aku sangat bangga
pada bunda yang pekerja keras.
Suatu
hari ayah berhenti bekerja sebagai PNS dan berorganisasi. Ayah mulai melirik
dunia usaha. Sederet profil pengusaha sukses ayah lahap guna mempelajari
kegigihan para pengusaha dalam merintis usahanya. Benih tumbuh juga dalam diri
Nanda, terlebih setelah Nanda menyerap ilmu para pengusaha sukses yang berasal
dari buku milik ayahnya itu. Buku itu penuh dengan kata-kata yang menyampaikan
motivasi pada pembacanya..
Dua
kegagalan itu berakhir saat aku dapat masuk dan diteerima di Jurusan bahasa
inggris. Kutekuni pendidikanku dengan
serius dan sepenuh hati dalam melaksanakannya. Faktor biaya sebagai kendala
finansial mendorongku untuk merambah dunia kerja disamping kesibukanku kuliah.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Suatu hari, saudara sepupuku menemuiku.
“Nanda,
ada kios yang akan dijual di seberang kampus. Bagaimana jika kita patungan
untuk membeli kios itu, lalu kita jual pakaian disana?” kata saudara sepupuku.
“Baiklah,
aku setuju apalagi tempat itu sangat strategis” Jawab ku menyetujui.
Aku pun
menyetujui usulan saudara perempuanku itu apalagi tempat itu sangat baik karena
dekat dengan kampusku. Tidak kusangka usaha ku bersama saudaraku menuai hasil
yang gemilang. Kedua orang tuaku merasa bangga padaku. Saat bunda datang
menemuiku di kios dan memberi pujian padaku.
“wah,
ternyata Nanda sudah meraup banyak untung nih”. Kesibukanku di dunia usaha tidk
lantas menggangu ku dalam hal prestasi di ranah akademis.
Seiring
berjalannya waktu, jaringan bisnisku semakin meluas. Ayah sekarang mempunyai
jadwal ceramah sebagai motivator yang mendorongku ikut membantunya. Terjunlah
aku merambah dunia event organizer. Lahan bisnis ini menuai sukses. Usaha
penjualan tiket pesawat pun ikut aku lakukan hingga membuahkan beberapa kantor
cabang di berbagai kota.
Kesuksesan
itu tak lantas membuat ku angkuh di hadapan tuhan dan keluarga. Karena berkat
bimbingan tuhan dan motivasi kedua orang tuaku dapat mengelola bisnis ini dan
menuai kesuksesan.
TAMAT....
WAHYU SAFITRI